..SILVER RADIANT..

..SILVER RADIANT..

Jumat, 01 Januari 2010

BELIEVE IN KANGIN (I Will Protect You)

Gelap~

Aku terhempas di sebuah tempat yang aku tak tahu entah di mana ini.
Dunia?
Alam kubur?
Atau surga?

Seutas tambang melingkar di leherku, tambang yang terikat entah kemana, aku menadahkan kepalaku untuk menemukan ujung ikatan tambang itu, namun hanya gelap yang aku dapati.

Terlalu tinggi, pikirku, hingga ujung ikatan itu tak terlihat.

'JREGGG'

Seketika aku merasa darahku berhenti mengalir ke kepala, kepalaku terasa panas dan tertekan, leherku mendapat gesekan kasas dari tambang tadi, sampai akhirnya aku tak merasakan berat tubuhku lagi.

- - - - - - - - - - - - -

"Hyung !!"

Aku membuka mataku perlahan, buram, namun seiring adaptasi mataku, kini mulai terlihat jelas seorang pemuda dengan wajah cemasnya tersirat mengkhawatirkanku.

Kedua tanganku ada dalam genggaman kuat tangannya, aku sadar posisiku sekarang.
Aku terbaring di ranjang yang sangat sederhana.
Tak lama, beberapa pemuda lain datang mengerumuniku.

"Waeyo?"
Tanya salah seorang dari mereka.

"Jungsu hyung mencekik lehernya sendiri saat ia tertidur tadi."
Jawab pemuda yang menggenggam kuat tanganku, tangannya terasa hangat, bak seorang saudara yang tak mau di pisahkan.

Pemuda tadi terlihat menahan air matanya turun, ia segera berlari keluar meninggalkan kamar lusuh tempatku berada.
Beberapa pemuda yang tadi mengerumuniku kini berlari mengikuti pemuda tadi.

Hanya empat pemuda yang tinggal untuk menjagaku.

"Hyung, tatapan matamu terlihat kosong"
Tanya seorang pemuda dengan polosnya.

Hatiku terus bertanya, mengapa pemuda tadi menangis, namun bibirku terasa kaku untuk mengucapkan pertanyaan itu.
Mataku menatap pintu kamar yang terbuka lebar

"Young Woon hyung, dia bilang dia merasa telah mengecewakanmu dan membuatmu malu, itu sebabnya ia berkunjung ke dorm. Untuk meminta maaf."
Ucap seorang pemuda yang mencolok karena tinggi badannya dan postur tubuh atletisnya.

Young Woon?
Apa nama pemuda tadi itu Young Woon?

Aku menatap lelah langit-langit kamar itu

- - - - - - - - - - - - -


"Hyung, makan malam sudah siap, ayo makan!"
Seorang pemuda dengan logat Koreanya yang terdengar canggung membuka pintu kamarku dan tersenyum manis.

Sejak aku ‘terbangun’ tadi siang, hanya satu pemuda yang menemaniku di kamar lusuh ini.
Pemuda lainnya memanggil ia Hyuk Jae.

"Biar nanti aku dan Jungsu hyung menyusul."
Jawab Hyuk Jae sambil menutup novel yang sejak tadi di bacanya.

"Hyung, bicaralah sedikit"
Ucap Hyuk Jae sambil memapahku menuju meja makan.

Kenapa aku harus di papah? Pikirku sebelum aku melihat kondisi kakiku.
Mengenaskan !!
Sepertinya karena di amputasi.

"A.. a.."
Gemetar dan lemah, itu yang ku rasakan. Aku berusaha berbicara, tapi sangat sulit, entah mengapa.

"Kaki palsu bisa kau andalkan"
Ucap Hyuk Jae menenangkanku.

Aku terus dipapahnya sampai di ruang makan.
Sebelas pemuda sudah duduk rapih di kursi meja makan, ruang makan yang tidak luas ini makin terasa sempit.

Mereka semua tersenyum ramah padaku dan membiarkanku duduk di antara Young Woon dan Hyuk Jae.

- - - - - - - - - - - - -

’Ssshhhrrrrr..’

Kucuran air terus menimpa punggungku, aku terus menangisi nasibku beberapa bulan lalu.
Mereka bilang, aku seorang idola dan aku adalah pemimpin mereka yang tertimpa kecelakaan lalu lintas tiga bulan lalu. Sehingga menyebabkan kaki kananku kini tak sesempurna kaki kiriku.

Mereka mengira aku tak akan selamat dari kecelakaan itu, tiga bulan aku tak sadarkan diri, dua minggu lalu mereka, keluargaku, dan pihak management sepakat merawatku di dorm, karena kondisi tubuhku sangat baik layaknya orang normal.

Tapi mereka enggan mengatakan tempat apa yang ingin kutuju saat kecelakaan itu menimpaku.
Aku tahu mereka menyembunyikan sesuatu dariku, terutama Young Woon yang sangat terasa kaku terhadapku, bahkan dia pun selalu menghindari tatapanku.

Aku memutar keran shower dan segera beranjak meninggalkan shower room, mengambil handuk dan menutupi tubuhku dengan kain lembut tersebut.
Sementara handuk lainnya yang berukuran lebih kecil ku gunakan untuk mengusap wajahku.

Aku berhenti di depan cermin yang masih terletak di dalam kamar mandi.
Kusudahi mengusap wajahku dan melontarkan pandangan tepat ke depanku, cermin di depanku memantulkan bayangan seorang pemuda tampan namun wajahnya murung.
Aku mengernyitkan dahi tanda penasaran, ini kah wajahku?

Namun, cermin itu memantulkan bayangan yang berbeda.
Pemuda dalam cermin itu tersenyum parau lalu membalikkan badannya. Sontak aku kaget dan kehilangat keseimbangan, tubuhku terhempas ke lantai kamar mandi yang dingin

Bayangan hitam, suara sirine, lampu merah dan biru yang terpancar dari mobil ambulance berkelebat di pikiranku.
Rasa nyeri kurasakan di sekujur tubuhku, sesaat aku seperti merasakan apa yang tiga bulan lalu aku rasakan.
Para medis berusaha mengeluarkanku dari mobil NF Sonata milik Kyu Hyun yang aku kendarai saat itu.
Tapi sayang kaki kananku terjepit dashbord yang hancur tak berbentuk, aku meringis kesakitan namun di sela ringisan itu aku berusaha mengucapkan satu kalimat :

"Young Woon, ELF dan hyung mempercayaimu"

Saat itu aku merasa sesosok bayangan berjubah hitam mendekatiku dan menyentuh keningku, aku tahu ia bukanlah manusia…
Karena ini adalah waktuku. Bayangan berjubah itu akan membawaku ke surga, mengamati semua memberku dari surga. Dialah malaikat pencabut nyawaku.

- - - - - - - - - - - - -

"Hyung sadarlah"

Sebuah suara yang sangat ku kenal menyadarkanku, Ryeo Wook~a.

Aku membuka mataku perlahan dan ku dapati para memberku dengan wajah cemas mengerubungi ranjang tidurku.

"Hyung kenapa tadi pingsan di kamar mandi?"
Tanya Yesung bingung.

Ya, kini aku tahu semuanya.
Tempat yang ingin ku datangi,
kalimat terakhir yang belum aku sampaikan pada ‘orang itu’ dan
alasan mengapa Tuhan belum menerimaku di surga-Nya….

Kantor polisi Gangnam, malam itu Young Woon terlibat kasus pemukulan di bar, ia menghubungiku dan memintaku untuk segera datang kesana, untuk memberinya semangat.

Namun Tuhan lebih menghendakiku kembali pada-Nya.
Truk pengangkut bahan bakar dari arah berlawanan melaju dengan cepatnya dan kehilangan kendali , truk itu tergelincir menabrak pembatas tol dan baru dapat berhenti terguling setelah truk itu melindas mobil yang ku kendarai.

Aku ingat itu semua, begitu pula sebelas pemuda yang merubungiku saat ini, mereka adalah Super Junior member minus Young Woon, atau Kangin.

"Di mana Young Woon?"
Tanyaku segera bangkit dari ranjangku tanpa menghiraukan tatapan bingung member lainnya.

Ku ambil jaketku yang tergantung di lemari, aku terus berjalan menuju pintu keluar dan melihat sebuah kunci mobil tergeletak sembarangan di atas rak sepatu, pasti milik Hee Chul !!

Aku berlari menuju parkiran, sebelas member lain mengikuti di belakangku.

"Hyung !! Chamkkan !!"
Teriak Dong Hae, ia berlari sekuat tenaga berusaha mensejajarkan langkahnya denganku.
Kaki palsu yang ku pakai tentu tak dapat berlari meninggalkannya jauh di belakangku.

"Hyung, kau mau kemana? Kau baru siuman !!"
Dong Hae menahan lenganku, aku menghentikan langkahku dan menatapnya dalam.

"Dong Hae~a, aku sangat menyayangimu dan yang lainnya..
tapi aku tak bisa mengingkari perjanjianku dengan Tuhan"
Jawabku sambil berlalu meninggalkannya dengan wajah bingungnya.

Aku kembali berjalan menuju mobil Hee Chul yang terparkir di antara Honda Civic milik Sung Min dan Benz New milik Shin Dong.

"Hyung, aku tak mengizinkanmu memakai mobilku!"
Teriak Hee Chul dari kejauhan, ia berlari kecil menuju mobilnya dan tentu saja aku.

"Kau mau kemana?"

"Aniyo~"

"Aku tak izinkan kau memakai mobilku jika kau tak memberitahu kami kemana kamobilku jika kau tak memberitahu kami kemana kau akan pergi"

"Aku akan pergi ketempat di mana Young Woon berada"

"Hmm oke, akan kuberitahu tapi kami akan ikut denganmu"

"Baiklah, cepat !! Aku tak punya banyak waktu"
Ucapku cepat sambil membuka pintu mobil Hee Chul.

"Eits, bukan hyung yang mengemudi. Ada Han Kyung yang lebih sehat darimu"
Ucap Hee Chul sambil menunjuk Han Kyung

"Ya, kenapa aku? Kau juga lebih sehat dibandin Jungsu hyung!"
bela Han Kyung dengan polosnya

Sejenak aku merasa rindu dengan keadaan seperti ini, mungkin ini terakhir kalinya aku menyaksikan pertengkaran manis mereka.

- - - - - - - - - - - - -

Hanya dalam hitungan menit kami sudah sampai di Apkujudong, dimana kantor SM Entertaiment berdiri.

Kami hanya duduk di lobby menunggu Young Woon. Tak lama, seseorang menepuk bahuku.
Seulas senyuman terlukis di wajah tampan Young Woon saat aku memutar kepalaku untuk melihatnya.
Refleks tubuhku bangkit dari duduk dan segera memeluk erat Young Woon.

"Hyung? Ada apa?"

Aku mencoba membendung tetesan-tetesan air hangat yang memberontak keluar dari mataku.
Young Woon membalas pelukanku hangat, dan membiarkan emosiku meluap di bahunya.
Ia menatap mataku dalam, namun kini aku yang berusaha menghindari tatapan teduh dari matanya.

"Wajah hyung sangat pucat, tubuh hyung juga dingin. Hyung tak apa-apa?"

Waktuku makin mendesak, aku melihat bayangan berjubah itu berdiri di belakang Young Woon.
Aku harus mengatakannya sekarang. Bila tak ku ucapkan sekarang, bayangan itu datang bukan untuk menjemputku, tapi untuk menjemput Young Woon.

"Young Woon~.."

Aku beranikan diri menatap matanya dalam, rasa takut, haru, rindu, semua berebut untuk mendominasi pikiranku, aku berusaha melanjutkan kalimatku..

"ELF dan hyung mempercayaimu.."

Ucapku tegas, aku lalu tersenyum parau dan membalikkan tubuhku untuk berjalan meninggalkannya.

Baru dua langkah kakiku, bayangan berjubah itu sudah ada di hadapanku dan menjulurkan tangannya untuk menyentuk keningku.

Ragaku terjatuh kasar ke lantai, semua orang menghampiri ragaku dengan tatapan takut.
Tapi tidak dengan ke-dua belas saudaraku yang langsung memapahku.

Ki Bum menaruh jarinya di atas pergelangan tanganku, berusaha untuk merasakan denyut nadiku sementar yang lain menatap Ki Bum dengan wajah penuh harap.

Ki Bum menggeleng dan menggigit lengan jaketnya, berusaha menahan decitan tangisnya.

Yang lain hening dan terdiam, tanpa mereka sadari air mata turun dari pelupuk mata mereka mengiringi kepergianku..


Selamanya………………..



- - - - - - - - - - - - -
@dorm SuJu


"Jung Su hyung cepat !! Aku mau pakai komputernya !!"
Rengek Kyu Hyun padaku dengan manjanya.

"Ah, paling-paling kau hanya ingin main game kan?"

"Dari pada hyung yang tidak jelas mengetik apa.."

"Tidak jelas apanya? Hyung sedang mengetik cerita fiksi karangan hyung sendiri tahu !!"

"Hah? Cerita apa?"

"Ceritanya hyung meninggal di kecelakaan lalu lintas, tapi masih ada satu hal yang belum hyung selesaikan di dunia ini. Jadi hyung hidup kembali dan menyelesaikan hal itu lalu hyung mati lagi"

"Ihh hyung, kalau terjadi dalam kehidupan nyata gimana?"

"Itu kehendak Tuhan"

’Drrt.. Drrt’

"Yoboseo?"

"Hah? Jeongmalyo?"

"Ne, hyung akan kesana sekarang"

’Ttut.. Ttut.. Ttut..’

Aku segera masuk ke kamarku dan mengambil jaket yang tergantung di lemari setelah memutuskan sambungan telepon dari Young Woon tadi.

"Hyung, sudah larut malam. Kau mau kemana?"
Tanya Kyu Hyun bingung yang melihatku bersiap-siap untuk keluar malam-malam begini.

"Kyu Hyun, mobilmu di parkir di parkiran depan kan?
Hyung pinjam mobilmu ya! Karena mobil hyung di parkir di parkiran belakang"

"Ya sudah pakai saja, tapi hyung mau kemana?"

"Young Woon sekarang di kantor polisi, ia terlibat perkelahian di bar.
Aku harus kesana memberi semangat padanya………."


-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar